KELAS 5 IPS (Interaksi Manusia dengan Lingkungan) TEMA 6
Kehidupan
Nelayan Pemburu Paus
Desa
Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur,
merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menjadikan laut sebagai
ladang kehidupan mereka. Laut adalah ibu yang memberikan kehidupan sejak zaman
nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil
mengirimkan anak-anak mereka untuk bersekolah dan pada akhirnya bekerja.
Masyarakat
nelayan di desa Lamalera, memiliki tradisi berburu paus yang telah diturunkan
bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru,
hanya paus yang sudah tua saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus
muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke laut lepas.
Mereka pun bersepakat secara adat bahwa dalam setahun, tidak boleh lebih dari
15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga agar paus tidak
punah.
Untuk
berburu paus, para nelayan melakukan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas
bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau,
sambil melakukan kegiatan lainnya seperti memperbaiki jala, menganyam atap
perahu dari daun lontar, memasak, atau membaca buku. Jika mereka melihat paus,
mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, membuat para
nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan
sebuah perahu untuk mengamati jenis dan umur paus.
Jika
mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu
lain untuk mendekat. Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian
akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim
piatu, baru kemudian kepada penangkap paus, pemilik perahu, lalu kepada
masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini dapat ditukar dengan jagung,
umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan
barter ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.
Peran
Masyarakat terhadap Lingkungan Sosial Budaya
Masyarakat
Indonesia, merupakan masyarakat yang selalu menghargai warisan budaya nenek
moyangnya. Bentuk penghargaan tersebut, antara lain ditunjukkan dengan kebiasaan
melakukan kegiatan tradisi dalam kehidupannya. Mulai dari peristiwa kelahiran
hingga kematian, terdapat tradisi yang terus dijalankan hingga kini.
Tidak
dimungkiri bahwa ada kecenderungan masyarakat untuk mengurangi kegiatan
tradisinya dengan berbagai alasan. Akan tetapi, kesadaran masyarakat untuk
kembali menghidupkan tradisi-tradisi nenek moyang kembali meningkat. Tempat-tempat
wisata adat, menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi masyarakat pada saat
liburan. Tempat wisata yang mengusung tema kembali ke masa lalu dan kembali ke
alam, menjadi salah satu tujuan wisata yang digemari.
Pemerintah
dan masyarakat adat, menetapkan beberapa desa menjadi desa adat yang dikelola
dan dilindungi pemerintah untuk mempertahankan nilai budaya masyarakat adat
tersebut. Keberadaan desa adat, memang beranjak dari keinginan untuk tetap memelihara
peninggalan nenek moyang dengan mempertahankan nilai dan kegiatan tradisional.
Nilai dan kegiatan tradisi nenek moyang bangsa Indonesia, selalu menghargai
alam sebagai sumber kehidupan.
Terdapat beberapa
desa adat di Indonesia yang dipelihara, dilindungi, dan dijaga baik oleh
masyarakat setempat maupun oleh pemerintah setempat. Desa Adat Bena di Ngada,
Nusa Tenggara Timur, Desa Adat Sade di Lombok, Desa Adat Wae Rebo, Nusa
Tenggara Timur, Desa Adat Kampung Naga di Tasikmalaya, Desa Adat Terunyan di
Bali, Desa Adat Pariangan, Tanah Datar di Sumatra Barat, merupakan beberapa
contoh desa adat yang dipertahankan keberadaan dan keasliannya hingga kini.
Ada juga
beberapa desa adat dan kehidupan masyarakat asli yang diperkenalkan ke
masyarakat luas, melalui beberapa orang setempat yang peduli untuk
mempertahankan nilai budaya dan kegiatan tradisinya. Salah satunya adalah Desa
Adat Osing di Kemiren, Banyuwangi yang diperkenalkan ke masyarakat luas melalui
seorang ahli kopi setempat. Desa ini, dikelola untuk mempertahankan tradisi
Masyarakat Osing sebagai suku asli masyarakat Banyuwangi. Andrea Hirata juga
dikenal melakukan usaha untuk mengangkat dan mempertahankan pusaka tradisi
mayarakat desa Gantong Belitung di Sumatra Selatan. Melalui novelnya yang
sangat terkenal “Laskar Pelangi”, Andrea memperkenalkan kehidupan masyarakat
Melayu yang tinggal di Desa Gantong, tanah kelahirannya.
Permasalahan
Sosial di Sekitar Kita Setiap warga negara, mempunyai tanggung jawab yang harus
dilaksanakan sesuai perannya di dalam masyarakat. Salah satu bentuk tanggung
jawabnya adalah melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
Nilai-nilai dalam Pancasila, menjamin terjadinya masyarakat yang saling menghargai
demi kepentingan bersama.
TUGAS!
Jelaskan contoh interaksi manusia dengan lingkungan disekitarmu!
(Kerjakan
tugas tersebut di buku tulis tema & fotokan hasil tugasmu dan kirim ke guru
kelas masing-masing. Batas pengiriman foto tugas sampai pukul 20.00)
Materi
juga bisa diakses melalui aplikasi Sidikmu. Untuk memperkaya wawasan, kalian
bisa mempelajari materi & mengerjakan latihan di LKS Tema.
GURU KELAS 5
Dra. Elis Ratnawati (082302038225)
Rio Annaas Islamiyah, S.Pd. (087855434833)
Belum ada Komentar untuk "KELAS 5 IPS (Interaksi Manusia dengan Lingkungan) TEMA 6"
Posting Komentar