Kelas III Pendidikan Agama Islam Pembelajaran 6 ( Kisah Keteladanan Nabi Yusuf AS )
Kisah Keteladanan Nabi Yusuf a.s.
1. Nabi Yusuf a.s. Bermimpi
Allah Swt. memberikan kedudukan yang mulia
kepada Nabi Yusuf a.s.. Nabi Yusuf a.s. juga diberi ilmu berupa tafsir mimpi.
Nabi Yusuf a.s. adalah putra Nabi Ya’qub a.s.. Yusuf mempunyai adik kandung
bernama Bunyamin dan 10 saudara berbeda ibu (kakak-kakak Yusuf). Ayah Yusuf
sangat dekat dengan Yusuf setelah ibu kandungnya (bernama Rahel) meninggal
dunia. Saat Rahel meninggal, Yusuf baru berusia dua tahun. Kedekatan Yusuf
dengan ayahnya menimbulkan rasa cemburu 10 saudaranya (yang tidak seibu).
Mereka mulai tidak menyukai Yusuf. Apalagi
wajah Yusuf juga lebih tampan.
Suatu hari, Yusuf bermimpi melihat sebelas
bintang, matahari dan bulan, semuanya bersujud kepadanya.Yusuf kemudian menceritakan
mimpi itu kepada ayahnya. Ya’qub lalu berkata, ”Jangan kamu ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-saudaramu, supaya mereka tidak tergoda oleh setan dan
mencelakakanmu.” Dengan mimpi itu, ayahnya mempunyai firasat bahwa Yusuf kelak
akan mendapat kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
2. Diajak Pergi Bermain untuk Dicelakai
Saudara-saudara Yusuf menghadap Ya’qub dan
meminta izin akan mengajak Yusuf bermain-main di hutan. Sang Ayah berkata, “Jangan
mengajak Yusuf ke hutan nanti ada serigala, dia masih kecil.” Namun, akhirnya
mereka berhasil membujuk ayahnya. Saudara-saudara Yusuf merencanakan untuk membunuh
Yusuf. Salah satu kakak Yusuf berpendapat agar jangan membunuh Yusuf, tetapi membuangnya
saja ke dalam sumur.
Yusuf dibawa ke hutan mendekati sumur tempat
para pedagang sering mampir mengambil air. Mereka pun membuang Yusuf ke dalam
sumur. Saudara-saudara Yusuf kemudian pulang dan berkata pada ayah mereka, “Wahai
Ayah, kami tadi sedang bermain dan berlomba memanah lalu kami tinggalkan Yusuf
di dekat barang-barang kami. Tiba-tiba, dia dimakan serigala. Apakah Ayah tidak
percaya kepada kami?" Mereka menunjukkan bekas baju Yusuf yang berlumuran
darah (palsu). Ayahnya berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang
memandang
baik urusan yang buruk itu, hanya bersabar
adalah yang terbaik bagiku. Dan kepada Allah Swt. saja aku memohon pertolongan-Nya
terhadap apa yang kamu ceritakan."
3. Diselamatkan Saudagar
Tidak lama kemudian, ada saudagar yang
melewati sumur itu dan mampir untuk mengambil air. Ketika menurunkan timbanya,
Nabi Yusuf a.s. berpegangan pada timba dan ikut ditarik ke atas. Saudagar itu
terkejut bukan kepalang mendapati anak kecil bergelantung di timbanya, “Oh, ini
ada seorang anak yang bisa kita bawa dan kita jual sebagai barang dagangan.”
Sesampainya di pasar, Yusuf dijual. Pembelinya adalah penguasa di negeri itu. Sang
pembeli meminta kepada isterinya, Zulaikha, agar memperlakukan Yusuf dengan
baik. Waktu berjalan terus. Lambat laun, Yusuf menjadi pemuda yang cerdas.
4. Mimpi Raja
Pada suatu hari, Raja bermimpi melihat tujuh
ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus;
tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai gandum lainnya yang kering.
Raja segera mengumpulkan para penasihat untuk menjelaskan makna mimpinya.
Namun, tak seorang pun bisa menjelaskan makna mimpi itu.
Seorang pelayan melapor kepada Raja, “Baginda,
saya punya informasi tentang orang yang pandai menjelaskan mimpi. Maka, utuslah
aku kepadanya.” Pelayan kemudian diperbolehkan menemui Yusuf di penjara dan menceritakan
perihal mimpi Raja. Ketika itu, Yusuf sedang dimasukkan ke penjara meskipun
tidak bersalah.
Yusuf menjelaskan kepada Raja, “Hendaklah
kalian bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut. Kemudian, ketika kalian panen,
hendaklah menyimpan makanan dengan cara membiarkan tangkainya kecuali sedikit untuk
dimakan. Sebab, setelah tujuh tahun itu, akan datang tujuh tahun kemudian masa
yang amat sulit. Pada masa sulit tersebut, kalian akan menghabiskan simpanan makanan
sebelumnya. Setelah itu, akan datang tahun di mana manusia diberi hujan dengan
cukup dan mereka memeras anggur.” Raja tertegun dengan penjelasan Yusuf yang
masuk akal. Kemudian, Raja mengangkat Yusuf sebagai pejabat
negara urusan pangan.
5. Nabi Yusuf a.s. Menduduki Jabatan
Mulailah Nabi Yusuf a.s. menjadi pejabat
keuangan. Lalu, datanglah masa sulit sebagaimana mimpi yang ditafsirkan Yusuf.
Orang mulai memburu bahan makanan dan berduyun-duyun datang ke gudang makanan
yang disediakan kerajaan. Tampak di antara mereka adalah saudara-saudara Yusuf
a.s. Yusuf mengenal mereka, sedangkan mereka tidak mengenali Yusuf lagi.
Mereka mengira Yusuf sudah lama meninggal
dunia. Saat itu, Yusuf mendekati mereka dan bertanya tentang asal usul daerah
dan keluarga mereka. Mereka menjelaskan semuanya. Yusuf bertanya, “Kenapa
saudara kalian yang kecil, yang bernama Bunyamin itu tidak ikut ke sini? Untuk besok,
bawalah dia atau kalian tidak akan mendapatkan bahan makanan seperti hari
ini."
6. Bunyamin Datang ke Istana
Ketika saudara-saudara Yusuf kembali ke
rumah, diceritakanlah kepada ayah mereka tentang pertemuan dengan pejabat
tinggi kerajaan yang meminta Bunyamin ikut dalam perjalanan yang akan datang.
Tentu sang Ayah khawatir kejadian yang pernah menimpa Yusuf a.s terulang
kembali. Namun, karena persoalan makanan sangat penting, akhirnya Bunyamin
diizinkan untuk ikut. Ayah mereka, Nabi Ya’qub a.s., kini sudah tua dan kehilangan
penglihatan karena sering bersedih dan menangis mengingat nasib Yusuf.
Para putra Ya'qub kini datang kembali ke
kerajaan dengan membawa Bunyamin. Di tengah kesibukan menumpuk bahan makanan,
Yusuf secara diam-diam menghampiri Bunyamin dan membisikinya, “Wahai Bunyamin,
sesungguhnya aku adalah saudaramu, YusufAllah telah melindungiku dan memberiku
kekuatan. Nanti akan kususun rencana agar kamu tertinggal di kerajaan ini dan
saudara-saudaramu biarkan pulang ke rumah.” Yusuf kemudian secara sembunyi
memasukkan gelas emas milik kerajaan ke dalam karung milik Bunyamin. Ketika
mereka akan meninggalkan istana raja, tiba tiba pengawal istana mengumumkan
telah terjadi pencurian piala dan mencegat semua kafilah. Saudara saudara Yusuf
bersumpah bahwa mereka tidak dating untuk mencuri. Namun sayang, ternyata para
pengawal kerajaan menemukan piala itu di dalam karung Bunyamin. Bunyamin pun
ditahan dan saudaranya yang lain dipersilakan pulang.
Saudara-saudara Yusuf a.s. kemudian kembali
kepada ayah mereka di Palestina tanpa Bunyamin. Mereka mengabarkan apa yang
telah terjadi. Ayahnya bertambahsedih mendengar kejadian yang menimpa dan
berkata, “Wahai anak-anakku, pergilah kalian mencari berita tentang keberadaan
Yusuf dan Bunyamin dan jangan kamu berputus asa.”
7. Saudara-Saudara Nabi Yusuf a.s.
Menyadari Kesalahan
Sewaktu mengambil makanan berikutnya, Yusuf
a.s. mempertemukan Bunyamin dengan saudara-saudaranya. Yusuf berkata, “Sadarkah
kalian tentang perbuatan apa yang telah kalian lakukan kepada saudara kalian
sendiri, Yusuf dan Bunyamin.”
Mereka sangat terkejut karena di hadapan
mereka ternyata adalah Yusuf, yaitu adik mereka yang pernah mereka buang ke
dalam sumur, “Apakah engkau Yusuf?” Nabi Yusuf a.s. menjawab, “Benar, aku
Yusuf." Mereka mengakui kesalahan dan memohon maaf atas perbuatan mereka
membuang Yusuf. Nabi Yusuf a.s. berkata, “Kalian tidak akan dihukum dan
dipersalahkan. Aku mohon kepada Allah Swt. ampunan dan rahmat bagi kalian dan Allah
Maha Penyayang.”
Setelah menanyakan keadaan ayahnya, Yusuf
a.s. kemudian mengirim jubahnya supaya diusapkan ke wajah ayahnya sembari
meminta agar ayahnya segera diajak menuju istana.
8. Nabi Yusuf a.s. Bersatu Kembali dengan Keluarganya
Sebelum sampai ke rumah, Ayah mereka
berkata, “Bahwa sesungguhnya aku telah mencium keberadaan Yusuf yang masih
hidup.” Maka benarlah, ketika mereka tiba, jubbah Yusuf diusapkan ke wajahnya
dan muncullah kegembiraan di hati Ayah. Penglihatan ayahnya pun dengan izin
Allah Swt. telah pulih kembali.
Saudara-saudara Yusuf a.s. dan ayahnya
segera berangkat menuju Mesir. Nabi Yusuf a.s. menyambut kedatangan keluarganya.
Nabi Yusuf langsung duduk di samping ayahnya. Setelah selesai pertemuan,
seluruh keluarga Yusuf diminta tinggal di istana. Kemudian, Nabi Yusuf a.s. menyatakan,
“Inilah mimpiku sewaktu masih kecil dulu, melihat sebelas bintang, matahari dan
bulan bersujud kepadaku. Allah Swt. mewujudkannya dengan banyak kebaikan
kepadaku dan membebaskanku dari penjara serta mempertemukan kita kembali.”
TUGAS !!!
Mengerjakan Seluruh Latihan Soal di LKS AL HIKMAH Semester I !!!
Tanggal 20 November 2020 batas pengumpulan LKS AL HIKMAH sebagai penilaian raport semester I !
Belum ada Komentar untuk "Kelas III Pendidikan Agama Islam Pembelajaran 6 ( Kisah Keteladanan Nabi Yusuf AS )"
Posting Komentar